MAKALAH HUBUNGAN FAKTOR PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KEPULAUAN LAHAN KERING oleh kel 3

 

HUBUNGAN FAKTOR PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING

DI WILAYAH KEPULAUAN LAHAN KERING


 Dosen MK Dasar Ilmu Gizi Kesmas : DR. Intje Picauly

                                                                      DISUSUN OLEH

1.      YUFITA TR D KASSE                     (2007010046)

2.      CORNELIA SAMANTHA WADHI  (2007010070)

3.      ZAINUL HAQ                                   (2007010047)

4.      JEAN EVALYNE DAMI                   (2007010088)

5.      ARCHANGELA  R.O AGUN            (2007010058)

   

  FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2021/2022

 

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan penyertaannya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah yang berjudul “Hubungan Faktor Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kepulauan Lahan Kering” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kami sebagai mahasiswa tentang Hubungan Faktor Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kepulauan Lahan Kering.

                                                                                                          

                                                                                                         Kupang, 02 Februari 2021

Tim/Kelompok 3


DAFTAR ISI

 

COVER............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... 1

A.    Batasan Istilah Menurut Pakar..................................................................................... 2

1.1  Istilah/Pengertian Stunting........................................................................ 2

1.2  Istilah/Pengertian Pendapatan Keluarga................................................... 2

1.3  Istilah Kepulauan Lahan Kering............................................................... 3

B.     Review Hasil Penelitian................................................................................................. 3

C.    Pembahasan .................................................................................................................. 5

D.    Daftar Pustaka.............................................................................................................. 6                      


A.  Batasan Istilah Menurut Pakar

1.1     Istilah/Pengertian Stunting

Berikut beberapa definisi dan pengertian Stunting menurut para Ahli/Pakar :

·      Menurut Trihono dkk (2015), Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks BB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/severely stunted).

·      Menurut Millennium Challenge Account (2014), stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan zat gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

·      Menurut WHO (2006), Stunting adalah gangguan pertumbuhan ditinjau berdasarkan parameter antropometri tinggi badan menurut umur merupakan bagian dari kekurangan gizi maupun infeksi kronis yang ditunjukkan dengan z-score <-2 standar deviasi.

·      Menurut UNICEF (2013), Stunting adalah indicator status gizi TB/U sama dengan atau kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD) di bawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak lain seumurnya, ini merupakan indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan sosial ekonomi.

·      Menurut Kemenkes RI (2016), Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada parameter Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), hasil pengukuran antropometri berdasarkan parameter tersebut dibandingkan dengan standar baku WHO untuk menentukan anak tergolong pendek (<-2 SD) atau sangat pendek (<-3 SD).


1.1     Istilah/Pengertian Pendapatan Keluarga

Menurut Zaidin (2010 dalam Suparyanto,2014) Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Pendapatan keluarga merupakan balas karya atau jasa atau imbalan yang diperoleh karena sumbangan yang diberikan dalam kegiatan produksi.

1.2     Istilah Kepulauan Lahan Kering

Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi yang dikenal sebagai provinsi dengan latar belakang kepulauan lahan kering. Berikut adalah beberapa definisi dari para ahli/Pakar tentang  Kepulauan Lahan Kering :

-          Soil Survey Staff (1998) dalam Haryati (2002) menyatakan bahwa Lahan Kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama periode sebagian besar waktu dalam setahun pada suatu kepulauan tertentu.Tipologi lahan ini dapat dijumpai dari dataran rendah (0-700 m dpl) hingga dataran tinggi (> 700m dpl).


 B.  Review Hasil Penelitian

                       Beberapa hasil penelitian terkait yang telah dilakukan sebelumnya adalah :

 1.   Intje Picauly dan Sarci Magdalena Toy. 2013. Analisis Determinan Dan Pengaruh Stunting Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah Di Kupang Dan Sumba Timur, NTT. Hasil yang diperoleh :  Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor determinan  stunting adalah faktor pendapatan keluarga, pengetahuan gizi ibu, pola asuh ibu, riwayat infeksi penyakit,  riwayat imunisasi, asupan protein dan pendidikan ibu. Siswa yang stunting lebih banyak memiliki prestasi  belajar yang kurang, sementara siswa yang non stunting lebih banyak memiliki prestasi belajar yang baik. Sumber : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/download/7254/5665.

2.   Hazza Irani. 2020. Hubungan Pola Asuh dan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting Pada Balita Tahun 2020. Hasil yang diperoleh : Terdapat hubungan antara pola asuh dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada balita. Sumber : https://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3217/.

3.  Suriana Koro, Veni hadju, Suryani As’ad, Baharuddin Bahar. 2018. Determinan Stunting Anak 6-24 Bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil yang diperoleh : Dari penelitian ini didapatkan ada hubungan tingkat sosial ekonomi dengan kejadian stunting p=0.022, ini sesuai dengan hasil penelitian Mahfouz et Al 2003 yang memperoleh kejadian stunting berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah. Faktor determinan stunting adalah usia anak, jenis kelamin, Pendidikan ibu dan bapak, pekerjaan ibu, prioritas, jarak kelahiran, asupan protein dan riwayat penyakit Demam. Sumber : https://www.neliti.com/id/publications/296580/determinan-stunting-anak-6-24-bulan-di-kabupaten-timor-tengah-selatan-provinsi-ntt

4.    Firmanu Cahyono, Stefanus Pieter Manongga, Intje Picauly. 2016. Faktor Penentu Stunting Anak Balita Pada Berbagai Zona Ekosistem Di Kabupaten Kupang. Hasil yang diperoleh : Menunjukkan faktor penentu stunting pada zona ekosistem di Kabupaten Kupang adalah sanitasi lingkungan (p=0,002; OR=2,307; 95%CI:0,120-0,721), dan kejadian sakit (p=0,007; OR=0,294; 95%CI:0,120-0,721); di zona ekosistem dataran rendah adalah asupan energi (p=0,002; OR=0,059; 95%CI:0,010-0,359) asupan energi sebagai faktor protektif; di zona dataran sedang adalah praktik kasih sayang (p=0,002; OR=9,247; 95%CI:2,213-38,644) dan sanitasi lingkungan (p=0,046; OR=2,832; 95%CI:1,020-7,860) dan di zona eksosistem pegunungan adalah sanitasi lingkungan (p=0,034; OR=3,978; 95%CI:1,112-14,230). Sumber : https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/13164/0.

5. Intje Picauly, Noorce Ch. Berek, Diana Apipideli. 2019. Pentingnya Sarapan Sehat Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa Dan Pencegahan Stunting Pada Pelajar Smp Negeri 16, Kelas IX Kota Kupang. Hasil yang diperoleh : Adapun jumlah sampel adalah 36 orang siswa kelas IX. Kegiatan penyuluhan ini menemukan hasil bahwa dari 35 anak yang tidak sarapan pagi sebanyak 31 orang siswa. Hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa 94% tidak melakukan sarapak pagi sewaktu berangkat kesekolah. Setelah dikonfirmasi, diketahui bahwa 94% siswa tersebut tidak terbiasa melakukan sarapan pagi. Setelah melakukan penyuluhan ditemukan bahwa semua siswa mempunyai ketertarikan dan peningkatanketrampilan dalam menentukan status gizi serta memilih jenis pangan atau makanan serta jajanan yang sehat bagi tubuh mereka.Sumber:http://pergizipanganntt.id/ejpazih/index.php/jpmkelaker/article/download/63/58.

6.  Intje Picauly, Sarah Lery Mboeik, Theresia Sri Lendes, dan Sherly Hayer. 2020. Pendampingan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Di Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil yang diperoleh : Kabupaten Manggarai Barat merupakan salah satu wilayah yang mempunyai prevalensi Stunting yang cukup tinggi (19,1%) dengan jumlah anak stunting (pendek dan sangat pendek) sebanyak 4.040 jiwa. Berdasarkan riview kinerja oleh Tim Pokja Stunting Propinsi NTT diketahui bahwa kinerja Kabupaten Manggarai Barat masih sangat rendah. Sumber:https://pergizipanganntt.id/ejpazih/index.php/jpmkelaker/article/download/68/63.

7.      Esther Gaspersz,  Intje Picauly, Masrida Sinaga. 2019. Penyakit Infeksi, Dan Personal Hygiene Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Lokus Stunting Kabupaten Timur Teng`Ah Utara. Hasil yang diperoleh :  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil adalah pola konsumsi ibu hamil (ρ= 0,015) dan personal hygiene (ρ= 0,023), sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah riwayat penyakit infeksi (ρ= 0,078). Faktor pola konsumsi ibu hamil (ρ= 0,015) merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi status gizi ibu hamil. Sumber : https://pergizipanganntt.id/ejpazih/index.php/filejurnal/article/download/77/71.

8.    Rr. Dewi Ngaisyah. 2015. Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunung Kidul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian orang tua pada kelompok Balita Stunting berpendidikan dasar sebanyak 104 responden (92,86 %), sebagian besar memiliki pekerjaan petani sebanyak 75 responden (66,97 %) serta penghasilan sebagian besar berpendapatan dibawah upah minum regional (< UMR) sebanyak 67 responden (59,82%). Hasil Penelitian secara bivariat ditemukan dua variabel (Pendidikan,dan Pendapatan) signifikan berhubungan dengan kejadian Stunting (p-value0,05). Sumber : http://medika.respati.ac.id/index.php/Medika/article/viewFile/105/101#:~:text=Hal%20ini%20sangat%20berpengaruh%20terhadap,satunya%20stunting%20pasti%20ak

C.Pembahasan

Stunting menggambarkan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya memiliki tubuh pendek, stunting juga memiliki banyak dampak buruk untuk anak antara lain terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh  kembang anak dan status gizi anak, karena orang tua dapat menyediakan  semua kebutuhan anak (Suhendri, 2009). pendapatan keluarga yang  tinnggi dapat memenuhi ketersediaan pangan dalam rumah tangga  sehingga akan tercukupi zat gizi dalam keluarga. Sebaliknya jika pendapatan yang rendah maka akan mengakibatkan ketersediaan pangan  dalam rumah tanggga tidak tercukupi. Sehingga pemenuhan zat gizi  dalam keluarga tidak efesien dan berdampak pada pertumbuhan anak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Intje Picauly dan sarci Magdalena Toy (2013) menunjukkan bahwa keluarga dengan tingkat pendapatan rendah memiliki peluang anaknya akan mengalami stunting  sebesar 62,128 kali lebih besar dibandingkan keluarga dengan tingkat  pendapatan yang tinggi.

Pendapatan keluarga berkaitan dengan kemuampuan rumah tangga tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidup baik primer, sekunder, maupun tersier. Pendapatan keluarga yang tinggi memudahkan dalam memenuhi kebutuhan hidup, sebaliknya pendapatan keluarga yang rendah lebih memalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pendapatan yang rendah akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas bahan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga. Makanan yang di dapat biasanya akan kurang bervariasi dan sedikit jumlahnya terutama pada bahan pangan yang berfungsi untuk pertumbuhan anak sumber protein, vitamin, dan mineral, sehingga meningkatkan risiko kurang gizi. Keterbatasan tersebut akan meningkatkan risiko seorang balita mengalami stunting. Rendahnya tingkat pendapatan dan lemahnya daya beli memunngkinkan untuk mengatasi kebiasaan makan dengan cara-cara tertentu yang menghalangi perbaikan gizi yang efektif tertutama untuk anak-

D.Daftar pustaka

Intje Picauly dan Sarci Magdalena Toy. 2013. Analisis Determinan Dan Pengaruh Stunting Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah Di Kupang Dan Sumba Timur, NTT. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/download/7254/5665. Adopsi : 02 Februari 2021.

Angina Rohdalya Solin , Oswati Hasanah , Sofiana Nurchayati. 2019. Hubungan Kejadian Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita 1-4 Tahun. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/download/23241/22501. Adopsi : 02 Februari 2021.

Hazza Irani. 2020. Hubungan Pola Asuh dan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting Pada Balita Tahun 2020. https://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3217/. Adopsi : 02 Februari 2021.

Suriana Koro, Veni hadju, Suryani As’ad, Baharuddin Bahar. 2018. Determinan Stunting Anak 6-24 Bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. https://www.neliti.com/id/publications/296580/determinan-stunting-anak-6-24-bulan-di-kabupaten-timor-tengah-selatan-provinsi-ntt. Adopsi : 02 Februari 2021.

Liestiana Indriyati , Juhairiyah , Budi Hairani  , Deni Fakhrizal. 2018. Gambaran Kasus Stunting Pada 10 Desa Di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018. https://jkpjournal.kalselprov.go.id/index.php/menu/article/download/57/84. Adopsi : 02 Februari 2021.

Firmanu Cahyono, Stefanus Pieter Manongga, Intje Picauly. 2016. Faktor Penentu Stunting Anak Balita Pada Berbagai Zona Ekosistem Di Kabupaten Kupang. https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/13164/0. Adopsi : 02 Februari 2021.

Intje Picauly, Noorce Ch. Berek, Diana Apipideli. 2019. Pentingnya Sarapan Sehat Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa Dan Pencegahan Stunting Pada Pelajar Smp Negeri 16, Kelas IX Kota Kupang. http://pergizipanganntt.id/ejpazih/index.php/jpmkelaker/article/download/63/58. Adopsi : 02 Februari 2021.

Intje Picauly, Sarah Lery Mboeik, Theresia Sri Lendes, dan Sherly Hayer. 2020. Pendampingan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Di Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur. https://pergizipanganntt.id/ejpazih/index.php/jpmkelaker/article/download/68/63. Adopsi : 02 Februari 2021.

Esther Gaspersz,  Intje Picauly, Masrida Sinaga. 2019. Penyakit Infeksi, Dan Personal Hygiene Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Lokus Stunting Kabupaten Timur Teng`Ah Utara. https://pergizipanganntt.id/ejpazih/index.php/filejurnal/article/download/77/71. Adopsi : 02 Februari 2021.

Rr. Dewi Ngaisyah. 2015. Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunung Kidul. http://medika.respati.ac.id/index.php/Medika/article/viewFile/105/101#:~:text=Hal%20ini%20sangat%20berpengaruh%20terhadap,satunya%20stunting%20pasti%20akan%20muncul. Adopsi : 02 Februari 2021.

https://id.scribd.com/doc/143530519/pengertian-lahan-kering-docx

http://repository.ump.ac.id/1922/3/Deti%20Wulandari%20BAB%20II.pdf


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALA HUBUNGAN FAKTOR PENDIDIKAN NORMAL DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KEPULAUAN LAHAN KERING oleh Kelompok 1

HUBUNGAN FAKTOR RIWAYAT ATAU KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KEPULAUAN LAHAN KERING oleh kel 11