MAKALA HUBUNGAN FAKTOR PENDIDIKAN NORMAL DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KEPULAUAN LAHAN KERING oleh Kelompok 1
|
|
Disusun oleh
1. Audi Priskila Bleg (2007010061)
2. Indah A. Stevani Mone (2007010216)
3. Sunarti (2007010040)
4. Tatie Justicia Nenohaifeto (2007010041)
5. Tresia Avilia B. Lamarobek (2007010130)
Kata Pengantar
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan penyertaannya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah yang
berjudul “Hubungan Faktor Pendidikan Normal dengan Kejadian Stunting di Wilayah
Kepulauan Lahan Kering” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan kami sebagai mahasiswa tentang Hubungan
Faktor Pendidikan Normal dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kepulauan Lahan
Kering.
Kupang, 2 Februari 2020
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
A. Batasan
Istilah menurut Pakar/Ahli
1.
Istilah/Pengertian
Stunting 1
2.
Pendidikan
Normal 1
3.
Kepulauan
Lahan Kering 1
B. Review
Hasil Penelitian Terdahulu 2
C. Pembahasan 9
Daftar Pustaka 11
A. Batasan
Istilah Menurut PAKAR
1.1 Istilah/Pengertian
Stunting
Berikut beberapa definisi dan pengertian Stunting menurut para
Ahli/Pakar :
·
Menurut
Trihono dkk (2015) :
Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks BB/U atau TB/U dimana
dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran
tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD
(pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/severely stunted).
·
Menurut
Millennium Challenge Account (2014) : Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan
oleh asupan zat gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
·
Menurut
WHO (2006) : Stunting
adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia
dua tahun.
·
Menurut
UNICEF : Stunting didefinisikan sebagai
persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus
(stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari
standar pertumbuhan anak keluaran WHO.
·
Menurut
Kemenkes RI (2016) :
Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada parameter Panjang Badan
menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), hasil pengukuran
antropometri berdasarkan parameter tersebut dibandingkan dengan standar baku
WHO untuk menentukan anak tergolong pendek (<-2 SD) atau sangat pendek
(<-3 SD).
Pengertian stunting secara
umum, Stunting
adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat
kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau
perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam
berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi.
1.1 Istilah/Pengertian
Pendidikan Normal
Pendidikan normal adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat menerima
serta menyimpan memori tentang informasi dan hal-hal baru secara baik dan lebih
efisien. Berikut adalah beberapa
definisi tentang Pendidikan Formal :
·
Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Definisi Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur
dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah san
pendidikan tinggi.
·
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa Pendidikan Formal adalah segenap bentuk
pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang,
baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
1.2 Istilah/Pengertian
Kepulauan Lahan Kering
Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah salah satu propinsi
yang dikenal sebagai propinsi dengan latarbelakang kepulauan lahan kering.
Berikut adalah beberapa definisi dari para ahli/Pakar tentang Kepulauan Lahan Kering :
-
Soil Survey Staff (1998) dalam Haryati (2002) menyatakan bahwa Lahan Kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah
tergenang atau digenangi air selama periode sebagian besar waktu dalam setahun
pada suatu kepulauan tertentu.Tipologi lahan ini dapat dijumpai dari dataran
rendah (0-700 m dpl) hingga dataran tinggi (> 700m dpl).
-
Anonim
: Lahan kering dikepulauan adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha
pertanian dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya
mengharapkan dari curah hujan. Lahan kering ini terdapat di kepulauan yangi
memiliki kondisi agro-ckosistem yang beragam, umumnya berlereng dengan kondisi
kemantapan lahan yang labil (peka terhadap erosi) terutama bila pengelolaannya
tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah.
B.
Review Hasil Penelitian terdahulu
Beberapa hasil penelitian terkait yang telah dilakukan sebelumnya adalah :
1.
Intje
Picauly. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Balita dengan
Kebiasaan Konsumsi Sayur Balita Pada
Kelompok Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja. Hasil yang
diperoleh : Ada hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu Balita dengan Kebiasaan Konsumsi Sayur Balita Pada Kelompok Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja. Sumber : https://pergizipanganntt.id/ejpazih/index.php/filejurnal/article/view/25
2.
Sitti
Ratna Sari, Anna H. Talahatu, dan Amelya B. 2019. Hubungan Pengetahuan, Sikap
Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pola Konsumsi Makanan Ibu Nifas Di Wilayah Kerja
Puskesmas Alak Kota Kupang. Hasil yang
diperolah : variabel tingkat pendidikan pendidikan tidak berhubungan dengan
konsumsi makanan ibu nifas (p = 0,085). Sumber
: https://pergizipanganntt.id/ejpazih/index. php/filejurnal /article/ view/ 50
3.
Cholifatun
Ni’mah dan Lailatul Muniroh. 2015.
Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, dan Pola Asuh Ibu dengan
Wasting dan Stunting Pada Balita Keluarga Miskin. Hasil yang diperoleh : Berdasarkan uji hubungan didapatkan p
wasting= 0,581, dan p stunting= 0,605, p wasting dan p stunting >α artinya
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan wasting dan stunting
pada balita keluarga miskin di Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro. Sumber : https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/download/3131/2288
4.
Noor
Iqmaliya Rachmawati. 2015. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Stunting
Pada Anak Usia 12-60 Bulan Di Wilayah Puskesmas Kaligangsa Brebes. Hasil
yang diperoleh : Adanya hubungan pendidikan ibu dengan kejadian stunting
yang signifikan dengan nilai p sebesar 0,043<0,05 dan hasil yang didapatkan
bahwa ibu yang berpendidikan rendah mempunyai resiko 1,99 lebih besar untuk
memiliki anak. Sumber https://digilib.uns.ac.id/dokumen/abstrak/74931/Hubungan-pendidikan-ibu-dengan-kejadian-stunting-pada-anak-usia-12-60-bulan-di-wilayah-puskesmas-Kaligangsa-Brebes.
5. Gustaf
Oematan dan UtmaAspatria.
2013. Faktor
– Faktor Penentu Kejadian Gizi Buruk Stunting Di Daerah Dengan Karakteristik
Pertanian Lahan Kering Kabupaten Kupang , Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil yang
diperoleh : Empat (4) faktor yang tidak berpengaruh terhadap stunting
yaitu: Besar Keluarga, Prioritas Konsumsi Balita, Jumlah Balita, dan Tingkat
Pendidikan Ibu di Desa Hueknutu. Sumber
: https://pergizipanganntt. id/ejpazih /index.
php/filejurnal/article/view/88
6. Intje
Picauly dan Sarci Magdalena Toy. 2013. Analisis Determinan Dan Pengaruh Stunting
Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah Di Kupang Dan Sumba Timur, NTT. Hasil yang diperoleh : Hasil
analisis regresi logistik menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan
rendah memiliki peluang anaknya mengalami stunting sebesar 0.049 kali lebih
besar dibandingkan ibu dengan pendidikan tinggi. Hal ini berarti bahwa jika
pendidikan ibu tinggi maka akan diikuti dengan penurunan kejadian stunting
sebesar 3.022. Sumber : http://journal.ipb.ac.id/index.php
/jgizipangan/article/view/7254
7. Delmi
Sulastri. 2012. Faktor Determinan Kejadian
Stunting Pada Anak
Usia Sekolah Di Kecamatan Lubuk
Kilangan Kota Padang. Hasil yang
diperoleh : Hasil
penelitian ini menemukan hubungan yang
bermakna antara tingkat pendidikan ibu
dengan status gizi
( p < 0,05), dimana anak
pendek lebih banyak terjadi
pada ibu
yang berpendidikanrendah. Sumber : http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index. Php
/art/article/view/111
8. Putri Anindita. 2012. Hubungan Tingkat
Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein & Zinc Dengan Stunting
(Pendek) Pada Balita Usia 6
– 35 Bulan
Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Hasil yang
diperoleh : Berdasarkan hasil uji Fisher Exact
diperoleh nilai p=
0,646 (p>0,05), sehingga dapat
dikatakan tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan ibu
dengan stunting (pendek) pada
balita. Sumber
: http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
9. Intje
Picauly, Sarah Lery Mboeik, Theresia Sri Lendes, Sherly Hayer. 2020. Pendampingan Aksi Konvergensi Percepatan
Penurunan Stunting Di Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil yang diperoleh : Tingkat
Pendidikan sangat berpengaruh pola perumusan program kegiatan dalam
penanggulangan Stunting di Kabupaten Manggarai Barat. Sumber : https://
pergizipanganntt.id/ejpazih/index.php/jpmkelaker/article/view/68
10. Marselinus Laga Nur, Lewi Jutomo. 2020. Deteksi Dini
Stunting Pada Jemaat Gmim Kapernaum Tenau. Hasil
yang diperoleh : peningkatan jumlah peserta yang mengetahui dan memahami
beberapa hal yang terkait dengan stunting yaitu, hubungan zat gizi dengan
stunting, penyebab, dampak dan pencegahan dari stunting. Selain itu bagi para
pelayan telah memiliki keterampilan antropometri dan mengolah bahan pangan
lokal bergizi, yang nanti keterampilan tersebut diharapkan dapat berguna untuk
deteksi dini dan sekaligus pencegahan stunting. Sumber : https://pergizipanganntt.id/ejpazih/
index.php/jpmkelaker/article/view/73
C. PEMBAHASAN
Stunting
menggambarkan kondisi kekurangan gizi kronis
yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tidak hanya memiliki tubuh pendek, stunting juga memiliki banyak dampak buruk untuk
anak antara lain terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, kekebalan tubuh
lemah sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi munculnya penyakit metabolik
seperti kegemukan, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah. Tingkat Pendidikan secara tidak langsung
memiliki hubungan dengan resiko terjadinya stunting pada anak. Namun banyak hasil penelitian menunjukan bahwa tinggi
tingkat pendidikan formal tidak menjamin seorang anak bebas dari stunting. Berdasakan
beberapa penelitian diketahui bahwa anak yang memiliki ibu dengan pendidikan
yang tinggi resiko terjadinya stunting lebih rendah dari pada anak yang memiliki ibu berpendidikan
rendah. Namun pendidikan yang tinggi juga tidak menjamin terhindar dari
stunting. Pendidikan tinggi juga harus disertai dengan kualitas pola asuh ibu
yang baik juga.
Anak
yang mengalami Stunting akan sangat sulit dalam melakukan pendidikan normal
karena memiliki kemampuan berpikir yang lebih rendah dari anak- anak pada
umumnya. Selain itu,
Stunting juga berdampak pada tingkat fokus anak atau gangguan pemusatan
konsentrasi sehingga membuat si anak kesulitan saat belajar. Lebih parahnya
lagi anak yang mengalami
Stunting akan sangat sulit di waktu dewasa karena ketidakmampuan otak dan tubuh
untuk segera menyesuaikan denhan keadaan dan perubahan sekitarnya. Oleh karena itu, Stunting harus di cegah
sedini mungkin sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun, atau disebut
juga sebagai periode 1000 hari pertama kehidupan. Dengan cara :
1.
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara
teratur.
2.
Menghindari asap rokok dan memenuhi
nutrisi yang baik selama masa kehamilan antara lain dengan menu sehat seimbang,
asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup.
3.
Melakukan kunjungan secara teratur ke
dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak.
4.
Mengikuti program imunisasi terutama
imunisasi dasar.
5. Memberikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan pemberian MPASI yang memadai.
Daftar Pustaka
1.
Intje
Picauly. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Balita dengan
Kebiasaan Konsumsi Sayur Balita Pada
Kelompok Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja. Sumber : https://pergizipanganntt.id/ejpazih/index.php/filejurnal/article/view/25
2.
Sitti
Ratna Sari, Anna H. Talahatu, dan Amelya B. 2019. Hubungan Pengetahuan, Sikap
Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pola Konsumsi Makanan Ibu Nifas Di Wilayah Kerja
Puskesmas Alak Kota Kupang. Sumber :
https://pergizipanganntt.id/ejpazih/index. php/filejurnal /article/ view/ 50
3.
Cholifatun
Ni’mah dan Lailatul Muniroh. 2015.
Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, dan Pola Asuh Ibu dengan
Wasting dan Stunting Pada Balita Keluarga Miskin. Sumber : https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/download/3131/2288
4.
Noor
Iqmaliya Rachmawati. 2015. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Stunting
Pada Anak Usia 12-60 Bulan Di Wilayah Puskesmas Kaligangsa Brebes. Sumber
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/abstrak/74931/Hubungan-pendidikan-ibu-dengan-kejadian-stunting-pada-anak-usia-12-60-bulan-di-wilayah-puskesmas-Kaligangsa-Brebes.
5. Gustaf
Oematan dan UtmaAspatria.
2013. Faktor
– Faktor Penentu Kejadian Gizi Buruk Stunting Di Daerah Dengan Karakteristik
Pertanian Lahan Kering Kabupaten Kupang , Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sumber : https://pergizipanganntt. id/ejpazih /index.
php/filejurnal/article/view/88
6. Intje
Picauly dan Sarci Magdalena Toy. 2013. Analisis Determinan Dan Pengaruh Stunting
Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah Di Kupang Dan Sumba Timur, NTT. Sumber : http://journal.ipb.ac.id/index.php
/jgizipangan/article/view/7254
7. Delmi
Sulastri. 2012. Faktor Determinan Kejadian
Stunting Pada Anak
Usia Sekolah Di Kecamatan Lubuk
Kilangan Kota Padang. Sumber : http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index. Php
/art/article/view/111
8. Putri Anindita. 2012. Hubungan Tingkat
Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein & Zinc
Dengan Stunting (Pendek) Pada Balita Usia 6 –
35 Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Sumber : http://ejournals1. undip. ac.id/index.php/jkm
9. Intje
Picauly, Sarah Lery Mboeik, Theresia Sri Lendes, Sherly Hayer. 2020. Pendampingan Aksi Konvergensi Percepatan
Penurunan Stunting Di Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sumber : https://pergizipanganntt.
id/ejpazih/index.php/jpmkelaker/article/view/68
10. Marselinus Laga Nur, Lewi Jutomo. 2020. Deteksi Dini
Stunting Pada Jemaat Gmim Kapernaum Tenau. Sumber
: https://pergizipanganntt.id/ejpazih/index. php/jpmkelaker
/article/view/73
11. https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-stunting-dan-berbagai-cara-mencegahnya-pada-anak
13. https://www.kajianpustaka.com/2019/08/pengertian-penyebab-dan-pencegahan-stunting.html
14. https://id.scribd.com/doc/143530519/pengertian-lahan-kering-docx
Komentar
Posting Komentar